SEPOTONG CERITA PJJ
Oleh
: Jitanov
Laptop layar sentuh ram 4 lengkap dengan kabel rollnya sudah aku siapkan. HP android ram 5 dengan kekuatan batree penuh juga sudah aku siapkan di samping laptop. Tidak ketinggalan kopi dan singkong goreng kesukaanku juga turut menemani aku. Sengaja aku mengambil tempat di teras lantai atas karena disana anginnya semilir dan sejuk dikarenakan banyak tabulampot yang aku rawat selama ini.
Selain itu di teras
lantai atas bisa sambil mendengarkan kicauan burung-burung yang aku pelihara.
Ada kenari, cucak ijo Banyuwangi, kacer dan murai batu Medan. Tapi alasan yang
paling penting mengapa aku memilih di lantai atas untuk bekerja, semata-mata
karena kalau di lantai atas sinyalnya sangat kuat sehingga pekerjaanku nanti
lancar tanpa terkendala.
Pelajaran Jarak Jauh (PJJ)
Kejadian ini nyata dan sudah lumrah
di saat ini. Sesuatu yang dulu tidak umum dilakukan sebelum masa pandemi. Kini
menjadi lumrah dan biasa. Sebuah pilihan baru dalam hidup seorang guru di era
yang seperti ini cukup dengan memencet-mencet HP seperti layaknya orang yang
sedang bermain-main HP di rumah saja,
itu sudah dinyatakan sebagai orang yang sedang bekerja
Walau guru walaupun kelihatannya di
rumah,ternyata guru lebih rumit dan komplek. Mengapa demikian ? Karena di era
pandemi seperti ini, kreativitas tingkat tinggi yang harus diperlukan dan
diutamakan. Yaitu kreatifitas yang sesuai dengan era dan masannya. Di era 4.0
menuju era 5.0 yang sekarang kita lewati. Sebagai guru harus mengikutinya.
Mengajar
? “Itu sudah biasa aku dilakukan, karena pekerjaan guru yang utama adalah
mengajar.”
Memberikan
ilmu ? “Itu memang tugas guru selama ini untuk mentransfer ilmu kepada
murid-murid.”
Bagaimana
dengan materi bahan ajar ? Sebagai seorang guru pasti membuat materi bahan
ajar, menyampaikan materi, dan menerima respon dari siswa, itu semua tugas
utamaku setiap hari.
Menyiapkan
Peraga ? “setiap hari ....aku persiapkan
alat pembelajaran dan juga alat peraga.”
Bagaimana
dengan memberikan Ulangan ? “Waduh...!
Ini selalu aku berikan secara rutin berkala.!”
Apakah Anda meremehka aku ?! Sudah puluhan tahun aku mengajar. Bahkan
orang-orang yang sekarang sudah menjadi pejabat, pengusaha, dan orang sukses,
sebagian adalah hasil didikan aku. Apalagi yang Engkau sangsikan dengan diriku
? Dedikasikah ? Pengorbanankah ?
Yang menjadi masalah adalah di masa
pandemi ini aku tidak bisa tatap muka mengajar secara sewajarnya di dalam kelas
bersatu dalam satu ruangan. Aku harus mematuhi aturan pemerintah untuk tetap di
rumah. Tetapi sang Guru harus tetap memenuhi kuwajibannya mengajar dan
menyampaikan materi pembelajarannya pada murid-muridnya. Selain mentransfer
ilmu dan materi pembelajaran juga harus bisa melihat respon umpan balik dari
para muridku. Untuk mengetahui sejauh mana murid-murid bisa mengikuti dan
menerima materi yang aku sampaikan.
Terhitung sudah 6 bulan ini sejak
tanggal 16 Maret samapi dengan bulan September 2020 sekarang ini aku harus
menjadi guru yang mengajar di awang-awang. Aku mengajar di dunia maya , semua
hanya semu dan penuh fatamorgana. Murid yang baru naik kelas belum bisa
mengenal secara fisik maupun psychis. Bagaimana dengan Pendidikan Karakter
yaitu untuk mengubah tingkah laku dan
pembiasaan yang harus dinilai dengan tatap muka ? Apakah guru dapat
membayangkan satu persatu siswanya?
Nah.....inilah tantangan bagi seorang guru disaat masa pandemi sekarang ini. Guru harus bisa mengenal Meeting Zoom, Sway, Teams, Google Foam, Microsoft Form dll. Disinilah guru dituntut harus mempunyai kreativitas tingkat tinggi yang harus diimbangi dengan kecanggihan teknologi. Guru harus terus meng update pengetahuannya tentang teknologi. Dalam hal ini guru harus benar-benar tidak boleh gaptek.
Sumber : WA Group
Setelah aku nyeruput kopi yang sudah
tidak panas lgi, aku mulai menyapa murid-muridku melalui WA Group untuk
mengetahui kesiapan anak-anak untuk mengikuti daring (dalam jaringan)
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Beberapa
kali aku melakukan pembelajaran dengan menggunakan ZOOM hasilnya kurang
memuaskan karena yang mengikuti kurang dari 50%. Karena berbagai kendala,
antara lain tidak ada aplikasi zoom di HP anak-anak, sinyal dan data paket yang
tidak mendukung, serta yang paling banyak HPny dibawa kerja orang tuanya.
Maka hari ini aku akan menyampaikan
PJJ yang bisa dibuka dan diikuti sewaktu-waktu oleh murid-murid tanpa
terpancang waktu dan tempat. Yaitu video pembelajaran yang menarik, mudah
dimengerti dan dicerna oleh murid-murid, serta langsung bisa melihat gurunya
secara langsung. Yang merupakan hasil diklat online yang diselenggarakan oleh
APKS PGRI JATIM yaitu pembuatan video pembelajaran yang berbasis Slide Master
Power Point dengan Apower Recc. Setelah link pembelajarannya aku share di WA
group. Aku cek di WA melalui info WA sudah banyak yang tercentang biru dobel,
artinya sudah banyak murid-muridku yang sudah membuka dan melihatnya. Tinggal
menunggu kiriman respon dari anak-anak.saja.
Biasanya kalau tugas pembelajarannya
aku setting anak-anak langsung
mengerjakan di aplikasi google
form, microsoft forms, atau sway, maka kurang dari 15 menit anak-anak sudah
pada ngirim screenshot lengkap dengan hasil nilainya yang rata-rata bagus. tapi
kalau tugas pembelajannya anak-anak harus nulis di buku kemudian dipotret lalu
dikirim, rata-rata selepas isya’ baru pada ngirim tugas. Dalam hati aku
bertanya-tanya, mengapa kalau tugas itu dikerjakan langsung pada aplikasi atau
HPnya koq begitu cepatnya, apakah yang mengerjakan itu orang tuanya ?
Terlepas dari itu semua, yang jelas disini guru harus dituntut kreatifitasnya. Guru harus lebih canggih dalam hal penguasaan teknologi. Agar anak merasa tertantang, tertarik, menyenangkan dan tidak membosankan tapi anak-anak bisa menerima ilmunya. Karena pembelajaran ini lain dengan tatap muka langsung. Guru harus bisa mengemas materi pembelajaran semenarik mungkin tapi mudah dipahami oleh siswa. Karena guru tidak bisa tatap muka dengan murid, maka guru harus bisa membuat video pembelajaran agar murid-murid bisa menyimak dan bisa memperhatikan materi yang kita terangkan melalui video itu. Untuk bisa seperti itu maka harus mempunyai perangkat (alat) yang canggih, harus belajar, harus meluangkan waktu yang biayanya tidak sedikit..
Sudah beberapa kali aku melihat HP
tapi kok baru tiga anak yang mengirim foto hasil pekerjaannya. Ya sudahlah kalu
begitu aku kemasi aja barang-barangku ini aku tunggu kiriman tugasnya sampai
malam nanti. Karena di awal-awal kemarin sudah aku sampaikan kalau pengiriman
tugas aku tunggu sampai pk.22.00 WIB. karena HP banyak yang dibawa kerja oleh
orang tuanya.
Ketka
aku mau melangkah menuruni tangga tiba-tiba Hpku berbunyi pertanda ada WA
masuk. Aku berpikir ini anak-anak ada yang ngirim foto hasil tugasnya. Kemudian
HP aku buka. .
“Assalamu’alaikum, data paket 60
GB dan pulsa 200 sudah masuk, nggih”
“Wa’alaikum Salam, ini mamanya
Selin, ya......Aduh, koq repot-repot, trima kasih ya.”
“Titip Selin,Pak guru, kalo
ketinggalan pelajaran, mohon dibantu...”
Alhamdulillah dapat dapat tambahan
paketan dan pulsa tilpun. Begitulah walimurid generasi milenial jaman now.
-oOo-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar